Ombak Krakatau Ratakan Tambak Udang Rajabasa Lampung Selatan

RAJABASA (9/1/2019) - Tsunami pada 22 Desember 2018, memporakporandakan usaha tambak di Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan. Ada 90 unit usaha tambak hancur, 30 di antaranya rata dengan tanah, dan sampai kini belum berproduksi kembali. Sehingga banyak karyawan menganggur.

Area pembibitan hingga produksi tinggal puing-puing, sedangkan alat-alat produksi rusak berat karena terendam air laut. Kerusakan mulai Kerugian diperkirakan mencapai Rp20 miliar

Polman, pengusaha tambak udang di Kecamatan Rajabasa, mengatakan, Rabu, 9 Januari 2019, sekitar 400 ribu ekor benur ditelan tsunami, mesin produksi rusak berat, dan fasilitas pembibitan hancur. "Kerugian usaha saya saja diperkirakan Rp300 juta lebih," katanya.

Ia mengatakan, tsunami datang bergelombang, saat ombak pertama kecil tapi sudah menyapu hampir seluruh area pembibitan dan puncaknya ombak kedua yang meluluhlantakan semuanya.

"Seorang karyawan saya juga terseret satu meter ke arah laut, kemudian tercampak sampai ke atap mess. Di sana ia bertahan dari sapuan ombak besar hingga selamat dan lari ke gunung," kata dia..

Polman mengatakan, sampai saat ini belum ada bantuan dari pemerintah, dan ia juga menghentikan produksi karena alat-alat produksi rusak berat.

Waiso Ketua Asosiasi Penambak Udang Lampung Selatan mengatakan, ada 133 unit usaha anggota APU. Kerugian seluruhnya Rp19 sampai Rp20 miliar. "Kerugian selain fisik stok benih 100 juta ekor siap panen hilang juga sarana produksi pembibitan," katanya.

Para pengusaha, kata dia, sudah koordinasi dengan Dinas Perikanan Lampung Selatan untuk revitalisasi. Mereka berharap pemerintah membantu perbaikan alat-alat produksi.
"Supaya kita bisa produksi secepatnya," ujarnya.

GELLY

0 comments:

Posting Komentar