Ada sekitar 1.000 pengungsi lebih dari Pulau Sebesi dan Sebuku di tempat itu. Mereka tinggal sejak tsunami sepekan lalu.
"Kadang kalo air berbau kami cari atau mandi ke masjid terdekat. Kalo pas ada air juga harus antre, karena airnya kadang kurang," kata Juri, seorang pengungsi, Kamis, 3 Januari 2019.
Pengungsi lainnya menambahkan, meski terbatas dan berbau, mereka harus menggunakannya karena tak ada pilihan lain.
"Daripada kami tidak mandi, dipaksakan aja meski bau. Tapi, yang susah kalau air cepat habis dan menunggu pasokan," kata Eka yang sudah berada di tempat itu selama sepekan.
Para pengungsi umumnya berharap segera kembali ke rumahnya masing-masing di pulau.
Diperkirakan mereka kembali atau direlokasi sesuai waktu tanggap darurat ditetapkan Bupati Lampung Selatan hingga 5 januari 2019.
GELLY
0 comments:
Posting Komentar