Thay Hin Bio wihara tertua di Provinsi Lampung. Ribuan warga Budha ke tempat yang didirikan warga Tionghwa pada Tahun 1883 ini setiap Imlek. “Umat datang bergantian. Mereka datang untuk bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan leluhur,” kata Romo Joni.
Namun, tidak seperti dalam beberapa tahun terakhir, Wihara Thay Hin Bio tanpa atraksi khusus pada Tahun 2019. Biasanya di sini digelar barongsai dan seni kungfu, yang bercampur suara mercon dan petasan. “Untuk menghormati bencana tsunami dan letusan Gunung Anak Krakatau di Lampung,” kata Romo Roni.
Menurut Romo Roni, bagi warga Budha, Tahun 2019 merupakan Tahun Babi Tanah alias tahun kesempatan dan kesuburan. Namun, karena banyak agenda penting yang harus dijalani selama setahun, ia mengharapkan arahnya menuju kedamaian dan kebahagiaan umat. “Seperti arti thay hin bio,” ujarnya.
DEDI KAPRIYANTO
0 comments:
Posting Komentar