Miliaran, Bibit Bawang Bantuan Gagal Panen di Lampung

BANDARLAMPUNG (20/2/2019) – Bantuan bibit bawang dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Lampung banyak yang gagal panen. Selain busuk, bibit muda, tidak sesuai pola tanam, banyak bantuan tidak memperhatikan iklim lokasi pertanian.

Di Pringsewu, Kelompok Tani Subur III memperlihatkan bibit bawang yang ditanam karena busuk. Menurut ketua kelompoknya, Waliman, bantuan sering diberikan pada saat yang tidak tepat, terutama saat musim hujan turun.

Di Lampung Barat umumnya kelompok tani mengaku gagal panen dan merugi. Hanya dalam tempo sebulan bibit bawang lenyap. “Saat ditanam kelihatan bagus, tapi setelah itu seperti kena siram air panas,” ujar Yani, seorang petani.

Ari Setiawan, salah seorang ketua kelompok tani di Lampung Barat, mengatakan ia mendengar kegagalan panen di kabupaten itu menyeluruh. “Boro-boro mau panen. Ngambil sedikit untuk nyambel aja gak ada,” ujarnya.

Di Tanggamus, umumnya kelompok tani mengaku hanya menerima bantuan Tahun 2017. Setelah  tak ada bantuan, petani kembali pindah ke tanaman padi. Menurut Fauzan, ketua kelompok Tani di Banjaragung, Gunung Alip, tidak semua anggota yang tertarik.

Zainuri, petani bawang di Kotagajah, mengaku hanya dapat bantuan Tahun 2015. Menurutnya, kawasan mereka, atau umumnya tanah di Lampung Tengah cocok untuk bawang. “Tapi Tahun 2016, 2017, 2018, dan 2019 tak ada bantuan lagi,” katanya.

Ketua BPP Kotagajah I Made Suwarthe mengatakan petani bawang di kawasan itu sudah swadana. Bantuan bibit dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Lampung sering kendala karena tidak sesuai dengan pola tanam petani.

Nilai bantuan bawang di Lampung cukup fantastis. Tahun 2018 saja mencapai Rp19,8 miliar. Selama lima tahun, dari Tahun 2015,  total bantuan Rp31,7 Miliar, termasuk bibit yang dianggarkan oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah, Tanggamus, dan Lampung Selatan:

  • Lampung Selatan Rp7,8 miliar (2014 sd 2018)
  • Gabungan daerah Rp7,6 miliar (2015 sd 2018)
  • Tanggamus Rp6,1 Miliar (2014 sd 2018)
  • Lampung Barat Rp2,3 Miliar (2018)
  • Lampung Tengah Rp1,8 Miliar (2016 sd 2018)
  • Pringsewu Rp1,5 miliar (2017 sd 2018)
  • Pesisir Barat Rp1,5 Miliar (2018)
  • Metro Rp1,1 miliar (2017 sd 2018)
  • Lampung Timur dan Tulangbawang , masing-masing Rp780 Juta (2018)

Selama hampir dua pekan, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Lampung tidak bisa ditemui di kantornya. Sekretarisnya di sana terus mengulur waktu, melempar persoalan ke kabid, namun penjabatnya juga tidak sudi bicara.


DEDI, ZEN, LILIANA, A. SIKOTRI, AFNAN, EPRIZAL

0 comments:

Posting Komentar