Tergusur dari daratan oleh minimnya penghasilan sebagai nelayan, adanya reklamasi, dan beragam rencana menjadikan pesisir Bandarlampung menjadi waterfront city, pelabuhan dunia sekelas Dubai, warga di sana sudah tidak peduli. “Ujung-ujung hanya kepentingan pemilik uang,” ujar Yanto.
Menurut warga Gudang Lelang itu, setidaknya sudah belasan rencana menata atau menggusur nelayan dari pinggir laut sejak 1980-an, di antaranya dengan rayuan membangun rumah nelayan dan rumah susun. “Mereka hanya ingin menata lahannya, bukan kehidupannya,” katanya.
Tris, warga sekitar Gunung Kunyit, mengatakan saat ini rumah di atas laut di pesisir Bandarlampung mencapai ribuan.Setiap bulan terus bertambah satu atau dua. “Kami sudah terbiasa dengan laut, hidup dengan cari penghasilan dari laut,”ujarnya.
Yang membuat Tris dan warga lain trenyuh, nelayan yang terpaksa membangun rumah di atas laut dipersoalkan, tetapi reklamasi yang sudah berlangsung puluhan tahun malah “diamankan”. “Tuh di samping Sahid, reklamasi malah dipake pelabuhan batubara, aman,” katanya.
MUSTOPA DAN DANDI Y HASIBUAN
0 comments:
Posting Komentar