Ratusan Sapi Mati, Pemprov Lampung Berdalih Kehabisan Vaksin


BANDARLAMPUNG (4/2/2019) – Banyaknya kasus kematian sapi di sejumlah tempat di Lampung Tengah ditanggapi Dinas Kesehatan Hewan Provinsi Lampung. Pihaknya mengakui tidak memiliki stok vaksin untuk mencegah dan mengobati virus mematikan tersebut.

Kabid Kesehatan Hewan Provinsi Lampung Anwar Fuadi mengatakan, kematian sapi di Lampung secara khusus menimpa sapi Bali. Pihaknya sudah melakukan pengecekan dan uji laboratorium. Berdasarkan gejala yang muncul, sapi-sapi tersebut mengalami pembengkakan di telinga, mata dan lainnya.

“Penyebabnya digigit nyamuk atau serangga pengisap darah. Hasil uji lab menunjukkan itu adalah virus Jimbrana,” kata Anwar, Senin, 4 Januari 2019.

Sebenarnya kata Anwar, penyebaran virus tersebut dapat diatasi dengan vaksinasi. Namun pihaknya saat ini tidak memiliki stok sama sekali. Dia mengakui tidak mengantisipasi adanya serangan virus tersebut sejak awal, karena kasus itu sudah lama tidak ditemukan di Lampung.

“Tapi kita tahun ini akan melakukan pembelian sekitar 10 ribu dosis untuk mencegah penyakit Jembrana ini,” ujarnya.

Seperti diketahui, ratusan ekor sapi di Bekri, Lampung Tengah mati diserang virus. Para peternak berharap pemerintah segera turun tangan agar tidak ada lagi yang mati. 

Sapi merah alias sapi Bali yang terserang virus itu umumnya telinga dan matanya bengkak. Setelah itu mengeluarkan darah dan mati. Serangan virus mematikan itu sudah berlangsung sejak awal Januari 2019.

Salah seorang peternak sapi asal Dusun Tipo, Kampung Gorasjaya, Sakar mengatakan sapi yang terkena virus cirinya batang telinga bengkak, mata merah,  dan dari telinga mengeluarkan darah.  Beberapa kampung yang terparah terkena wabah ini adalah Gorasjaya,  Sinarbanten,  Bumijaya dan Gunungterang.

“Ada sekitar ratusan yang terkena virus. Ini sudah berlangsung sejak Januari,” kata Sakar, Minggu, 3 Januari 2019. Jumlah sapi yang dilepas liarkan di areal kebun kelapa sawit milik PTPN VII Bekri  lebih dari 30 ribu ekor.

Suryadi,  warga Kecamatan Bekri meminta pemerintah segera mengatasi wabah sapi di desanya.  “petani sangat resah,  andalannya adalah sapi,"ujarnya.

Petani sapi lainnya, Suprapto mengatakan,  pihak karantina hewan Provinsi Lampung sudah melakukan pemeriksaan terhadap sapi yang terkena visur,  namun sampai saat ini penyakit itu juga belum bisa disembuhkan.  "Sudah dilakukan pemeriksaan,  positif virus Jimbrana,” kata dia.

DEDI KAPRIANTO

0 comments:

Posting Komentar