Pertunjukan barongsai diselenggarakan Yayasan Dharma Bakti, yang juga perkumpulan warga meninggal bagi orang Tionghwa di Bandarlampung. Wihara Thay Hin Bio tidak menyelenggarakannya tahun ini dengan alasan menghormati korban tsunami 22 Desember yang lalu.
Ratusan warga tidak beringsut dari Jalan Ikan Kakap, menonton pertunjukan barongsasi hingga selesai. “Kita sudah melakukannya selama 19 tahun. Acara ini sudah seperti budaya, karena yang terlibat di dalamnya tidak hanya Budha, tetapi juga Kristen dan Islam,” kata Chandra, pelatih barongsai Yayasan Dharma Bakti.
Di Thay Hin Bio, wihara warga Tionghwa yang didirikan pada Tahun 1883, umat Budha datang silih berganti sejak Senin petang. Makin malam kian ramai. Orang sudah berusia memilih lebih cepat, namun kaum remaja banyak datang jelang dinihari.
Di malam Imlek tersebut warga Tinghowa datang ke Wihara Thay Hio Bio untuk menyatakan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan leluhur. Mereka membakar lilin, hio, dan mempersembahkannya di altar yang sudah disiapkansejak sebulan lalu.
Bagi warga Thionghwa Tahun 2019 merupakan Tahun Babi Tanah alias tahun kesempatan dan kesuburan. “Kita mengharapkan tahun ini semua baik-baik saja. Semua makhluk memperoleh kebahagiaan,” ujar Venny, usai melakukan persembahan.
DEDI KAPRIYANTO DAN JUHARSA ISKANDAR
0 comments:
Posting Komentar