Jadit, Ketua Gapoktan Maju Jaya Makmur, mengatakan, selain harga murah, curah hujan yang tinggi juga menyebabkan cabai diserang ulat buah. “Masih muda, belum siap petik, sudah pada busuk,” katanya, Jumat, 15 Februari 2019.
Menurut Jadid, luas lahan cabai di Tiyuh Candra Jaya mencapai 52 hektare, yang tersebar di beberapa titik. Umumnya menanam jenis keriting, karena harga jual ke pasaran lebih tinggi dan penampungnya lebih banyak.
Harga cabai merosot sejak November 2018. Dari sekitar Rp14 ribu saat itu, terus merosot menjadi Rp8 ribu pada Februari. Di daerah lain ada juga yang menjual cabai merah dengan Rp5 ribu perkilo
.
ALIYUDIN DAN FATHUL M EFENDI
0 comments:
Posting Komentar