Di sanalah Nurhalimah, wanita yang nekat menerobos barikade Paspampres saat Presiden Jokowi meresmikan Jalan Tol Trans Sumatera ruas Bakauheni – Terbanggi Besar di Gerbang Tol Natar, Jumat, 8 Maret 2019.
Ditemui pada Sabtu, 9 Maret 2019, wanita itu semula enggan berbicara. Ia takut dianggap mencari popularitas. Ibu dari 4 anak itu juga awalnya menolak menunjukkan lahan persawahannya yang digusur pengembang Jalan Tol tanpa ganti rugi. Alasannya, setiap melihat jalan tol ia menangis.
Benar saja. Baru sejenak berada di balik pagar kawat berduri, memperlihatkan sawahnya, ia menangis. Jauh di seberang, di Jalan Tol Trans Sumatera yang baru diresmikan, kendaraan mulai lalu lalang.
Menurut warga Dusun VI, Tanjungsari Natar, Lampung Selatan itu, ia masih lebih bersyukur dibandingkan warga lain yang rumahnya terkena gusur. Ia hanya kehilangan sawah, tetapi yang lain tak lagi memiliki tempat tinggal.
Setiap saat, demikian Nurhalimah, saat melihat Jalan Tol, ia mengingat pelaksanaan eksekusi yang kejam. Setiap hari ia terbayang tetangganya terusir dari lahan milik mereka sendiri. “Trenyuh mas…makanya nekat ketemu Presiden,” ujarnya.
Tanpa sawah, Nurhalimah dan suaminya kini bekerja serabutan. Kadang-kadang dalam sehari tidak ada penghasilan. Ia mengharapkan Jokowi mengganti rugi lahan mereka. “Kami senang dengan adanya tol. Yang kami persoalkan kenapa tidak diganti rugi,” katanya.
CHEPIEN RAYDINESYA
0 comments:
Posting Komentar