Ia sendirian tinggal di gubuk itu. Anak-anaknya sudah memiliki rumah masing-masing. Dalam usia 74 tahun, ia merasa lebih betah di rumahnya yang masih berlantai tanah. Kenapa tidak ikut anak? “Enggak, mau sendirian aja,” katanya.
Satiah, nenek itu, tidak merasa ada masalah dengan hidupnya. Kalaupun ada, hanya soal pendengarannya yang mulai berkurang setahun terakhir. “Untuk berobat perlu uang,” katanya.
Ia juga tidak mempermasalahkan tidak mendapat rastra, PKH, atau tunjangan untuk orang miskin dan jompo. Kalau anaknya datang membawa beras dan sayur, ia makan. Kalau tidak ada, ia puasa.
Satiah malah lebih bangga jika mendapat uang dari hasil memecahkan batu. Karena anaknya melarang, ia mengumpulkan rongsokan. Meski tidak tiap hari terkumpul dan kalaupun dapat hanya menghasilkan uang Rp6 ribu.
Ketua RT sekitar, Nursaman pun menjadi sering bingung melihat nenek Satiah. Wanita itu tidak diberi raskin dan PKH karena melihat anak-anaknya mampu. Jika tidak diberikan, perempuan berusia senja itu sering tidak masak. Mereka pun (termasuk kepala dusun) akhirnya memberikan secara sukarela.
Meski Satiah tidak ingin memberatkan siapa pun, termasuk anak-anaknya, Ketua RT melihat Pemerintah perlu memperhatikannya. “Pasti ada alasan ia ingin hidup sendiri, kenapa tidak diberi rastra dan PKH saja,” katanya.
MAULANA AS
Do you need Personal Loan?
BalasHapusBusiness Cash Loan?
Unsecured Loan
Fast and Simple Loan?
Quick Application Process?
Approvals within 4 Hours?
No Hidden Fees Loan?
Funding in less than 72hrs
Get unsecured working capital?
Email us: fastloanoffer34@gmail.com
Whats-app us on +918929509036