Irawan, sopir truk dari Bandarjaya, juga belum tahu jalan tol sudah berbayar. Saldonya pun menjadi kurang. Ia terpaksa bayar tunai dan bingung karena menghambat kendaraan lain, yang antre di belakang.
Syarifyanto, warga Way Hui mengetahui jalan tol sudah berbayar karena tiap hari lewat dari rumahnya di Way Hui ke Natar, Lampung Selatan. Ia melihat pengumumannya di sekitar gate. Ia tidak melihat adanya maklumat di tempat lain.
Harga tol pun dipersoalkan warga. Pipin, warga Sukarame, Bandarlampung, membayar Rp49.500 dari gate Terbanggi Besar ke Kotabaru. Tergolong mahal dibandingkan jalan tol yang lain. Namun ia tidak tiap hari lewat. Hanya sesekali, kalau ada undangan.
Rudi, sopir truk lain, mengatakan dari sisi kelancaran lalu lintas, jalan tol positif. Namun para toke belum menghitung pembayaran tol atau dampaknya terhadap ongkos angkutan. “Kalau tidak naik, biaya kami yang terus ditekan. Lancar, tapi kita makin miskin. Semuanya harus bayar ke Pemerintah,” katanya.
JUHARSA ISKANDAR
Posting Komentar