Masih berseragam sekolah, gadis cilik itu meronta. Ia pun akhirnya diperbolehkan bertemu dengan ayahnya sejenak di dalam sebuah mobil. Mereka berdua menangis di sana. “Saya ingin Bapak dihukum seringan-ringannya,” ujarnya, terus dengan air mata berlinang.
Mariama, ibu dari pria yang dibunuh juga mengamuk. Ia tidak terima keluarga pembunuh puteranya diistimewakan. “Saya ingin dihukum seberat-beratnya,” katanya berteriak histeris.
Cinta, tampaknya membuat gelap mata Tarmiyadi. Ia belum menerima ditinggal pergi dan diceraikan isterinya, Misyani. Segala sesuatu informasi mengenai ibu anak-anaknya itu sering ia ketahui.
Pada Kamis, 18 April yang lalu, ia mendatangi rumah mantan isteri di Gang Cempakan Raya, Gunung Agung, Jalan Pagar Alam, Langkapura, Bandarlampung. Di sana sedang ada Nasarudin, kekasih baru wanita itu.
Begitu bertemu di pintu rumah, Tarmiyadi kalap. Dalam rekonstruksi Jumat, 24 Mei 2019, setidaknya diperagakan 10 adegan. Sang cinta membunuh kekasih mantan isterinya dengan pisau dan membiarkannya tewas di selokan.
Kapolsek Tanjungkarang Barat Kompol Hapran Rambank mengatakan pembunuhan terjadi karena Tarmiyadi tidak menerima isterinya menjalin asmara dengan orang lain.
PANDAWA AF
Posting Komentar