pTzHC95kDouQYrsREyhoYFkgZJIas4EQAFJtLwOS
Bookmark

Cerita Pedagang Asongan saat Arus Mudik di Bakauheni

BAKAUHENI (2/6/2019) – Pelabuhan Bakauheni  juga membawa rezeki bagi ribuan pedagang asongan. Mereka menyebar dari terminal 1 hingga 7, namun yang terbanyak di sekitar terminal 1. “Di sini sekitar 300 orang,” ujar Maya, Minggu, 2 Juni 2019.

Makanan dan minuman yang dijual umumnya instan, mulai dari kopi, susu, mie gelas, kacang-kacangan, dan rokok. Harganya disesuaikan dengan kapal. Kopi, misalnya, Rp5 ribu segelas. “Tetapi untuk orang di sini bisa lebih murah,” ujar Maya.

Meski jumlahnya ribuan orang, profesi pedagang asongan menjadi pekerjaan utama mereka. Maimunah, yang sudah 10 tahun di sana, mengatakan ia tidak memiliki profesi lain. “Saya special malam. Siang tidur,” ujarnya.

Di musim liburan atau arus mudik, penghasilan yang mereka peroleh per hari miminal Rp200 ribu. Namun dalam sehari-hari, paling tinggi Rp100 ribu. “Itu pun harus rajin nawarin ke penumpang yang lagi menunggu berangkat,” kata Maimunah.

Mereka juga tidak kenal lelah saat arus mudik atau liburan. Jika kecapaian, pedagang asongan cukup gelar kardus dan menggeletak di parkiran. Tidurnya lelap. Yang pria, bahkan, ngoroknya ke mana-mana.

AZIZI

Posting Komentar

Posting Komentar

-->