Ia lahir di Wonosari, Yogyakarta, tinggal di Kampung Gunung Agung, Terusan Unyai, Kabupaten Lampung Tengah sejak lima puluh tahun silam. Keluarga berjumlah tujuh orang itu menempati rumah berukuran 4 x 4 meter dengan dinding geribik.
Si Mbah tiap hari turun ke sawah mencari kangkung liar dan keong. Setelah itu ia berkeliling menjajakannya ke tetangga. "Hasil jualnya tak tentu, kadang dapat Rp15 ribu, kadang Rp30 ribu, atau Rp40 ribu," katanya, Rabu, 17 Juli 2019.
Mbah Rasiyem tampaknya tak pernah meributkan bantuan pemerintah, sejak suaminya meninggal 19 tahun lalu hingga kini ia mencukupi kebutuhan hidup termasuk cucunya dari keringat sendiri.
"Ada bantuan kalau Lebaran dari pondok pesantren saja," ujarnya.
ZEN SUNARTO
0 comments:
Posting Komentar