Dalam orasi, spanduk, kertas selebaran, dan dialog dengan perwakilan Dinas Pendidikan, para siswa mengeluhkan tingginya uang sekolah untuk jurusan tertentu. Mereka juga dibebani uang pembangunan, komite, dan praktek.
Fasilitas praktek di SMKN 3 juga mereka sebut banyak yang rusak. Ketika ada siswa yang membawa alat dari rumah, kepala sekolah melarangnya dengan alasan bolos listrik. Material praktek, seperti kosmetik, kedaluarsa.
Para siswa dan guru mengharapkan transparasi dana BOS dan Bosda. Meminta sekolah menghentikan pungutan liar. Tersedianya fasilitas kebersihan, terutama air, untuk MCK dan shalat.
Kepala SMK Negeri 3 Bandarlampung Suniyar mengatakan keluhan utama para siswa umumnya soal praktek, yang seharusnya dimulai September. Ia mengaku baru 2 tahun memimpin lembaga pendidikan itu, tidak bisa membenahi seluruh hal, karena semuanya memerlukan uang.
JUHARSA ISKANDAR
Posting Komentar