Dari puluhan kepala keluarga dalam satu RT, masih ada juga yang tergolong miskin yang lain. Namun, tidak seperti kedelapan warga yang tinggal di rumah geribik, berlantai tanah, dan rawan pangan jika tidak memperoleh beras bantuan.
Suharti salah satu di antaranya. Wanita kelahiran Tahun 1945 itu mesti pula bertanggung jawab atas kakak iparnya yang sama tua dan kini sakit-sakitan. Demikian juga Madno dan Sanusi, yang hidup sendiri saat usia sudah 60-an.
Kisah Junaidi dan isterinya Maratus Solehah beda lagi. Meski masih berusia 30-an, mereka hanya memiliki rumah geribik dan saat ini menderita kanker payudara. Sedangkan Iswanto dan isterinya Sri Suyanti tidak memiliki pekerjaan tetap.
Ketua RT 9 Waris Ahmadi mengatakan ia sering sesak dada melihat warganya yang banyak tergolong miskin. Ia berharap Pemerintah bisa membantu, termasuk dalam program bantuan bedah rumah untuk kesehatan lingkungan mereka.
MUSPIYAN AGUNG
Posting Komentar