Berjarak 190 km dari Bandarlampung, 48 km dari Blambangan Umpu, ibu kota Kabupaten Waykanan, Air Terjun Putri Malu masih 20 km dari Jalan Lintas Tengah Sumatera, tepatnya dari samping SMAN 1 Baradatu.
Sekitar 12 kilometer bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat hingga Juku Batu, Banjit. Tetapi selebihnya atau 7,5 Km harus dengan roda dua, wabilkhusus trail, terutama pada musim hujan.
Air Terjun Putri Malu surga wisata yang belum tergarap. Terletak di ketinggian 100 meter dari atas permukaan laut, Air Terjun Putri Malu memiliki khas sendiri. Airnya jatuh dari ketinggian sekitar 80 meter, melengkung lembayung, menyerupai punggung manusia yang sedang mandi.
Alkisah, seorang leluhur Waykanan bermimpi seorang putri. Karena cantik, ia ingin bertemu dan diberilah petunjuk berjalan kaki ke arah sungai Neki. Ia sempat bertemu, namun karena pemalu, sang gadis memalingkan mukanya. Mendadak muncullah air dari atas tebing.
Barangkali, karena juga karena pemalu, sang putri sungkan meminta Bupati Raden Adipati Surya membangunkan jalan untuknya. Apalagi Waykanan juga memiliki Air Terjun seperti Curup Gangsa di Blambangan Umpu, Kasui, dan beberapa air terjun lain, yang juga belum tersentuh pembangunan.
Selain Air Terjun Putri Malu, kawasan ini juga memiliki Curup Bukit Duduk dan sumber air panas di tepi Sungai Neki, yang arusnya deras dan berbatuan indah, yang kabarnya sering dijadikan lesung untuk menumbuk bahan kecantikan, sebelum mandi.
Air panas Curup Bukit Duduk bisa memasak telur. Apalagi menjadi pemandian air panas dan seharusnya bermanfaat di masa pandemi covid-19, apalagi disertai dengan rempah-rempah.
DIYON SAPUTRA DAN GIBRAH ALFALAH
0 comments:
Posting Komentar