Kelangkaan pupuk terjadi pada semua jenis, terutama pozka dan urea. Kelompok petani yang umumnya terdiri dari 30 orang hanya dijatah 30 sak alias setiap petani hanya memperoleh 1 sak untuk setiap 1 hektare.
Petani yang sudah terlanjur menanam pun mulai khawatir melihat pertumbuhan hortikulturanya. Ada juga yang membiarkan lahannya kosong, meski sudah mengeluarkan upah bajak.
Kelangkaan pupuk bahkan dialami oleh para ketua kelompok. Kalaupun ada dari petani yang memiliki cukup, mereka biasanya sudah membeli dengan mencicil dari bulan ke bulan, mulai dari saat tanam, pertumbuhan, atau panen.
Petani mengharapkan Pemerintah tidak terus-menerus mempersulit rakyat soal pupuk. Apalagi selalu terjadi pada saat mereka membutuhkannya di saat mulai musim tanam.
MUSPIYAN AGUNG
Posting Komentar