Selama dua hari, mulai Rabu Pagi, 12 April 2023, warga kedua desa yang berbatasan, tetapi berbeda kabupaten itu, tegang, karena ramainya petugas bersenjata, banyaknya ambulans, dan kesibukan membawa tiga jenazah dan tiga lainnya dari kawasan itu.
Sainah dan Supar, dua dari sekian banyak warga, yang menjadi saksi baku tembak Densus 88 dengan enam orang diduga teroris di Umbul Way Kiri dan Way Waya, Register 22. Demikian pula Kepala Pekon Margosari, Pringsewu, Syayidil Ghopur dan Kepala Kampung Sendang Baru, Sendang Agung, Lampung Tengah, Basarudin.
Ditemui saat mengumpulkan kayu kering pada Kamis, 13 April 2023, Sainah mengatakan ia kaget melihat puluhan petugas bersenjata sudah mengepung Register 22 itu dan menyuruhnya mengunci rumahnya.
Wanita yang bertempat tinggal di Way Waya itu, kemudian mendengar suara sejumlah tembakan, sehingga ia memutuskan pergi ke jalan setapak, dan sempat berpapasan dengan dua terduga teroris yang luka di bagian kaki dan kepala.
Kepala Kampung Sendang Baru Basarudin, mengaku diminta ikut menggerebek lokasi para teroris mulai Rabu Pagi. Dengan berjalan kaki selama tiga setengah jam, objek pertama yang disasar rumah Edi Handuk alias Sambada.
Basarudin mengenal pria berusia 50 tahun itu setelah membeli lahan perkebunan di Way Waya dalam dua tahun terakhir. Namun, ia tidak menyangka kalau Sambada memiliki senjata laras panjang, dan melakukan perlawanan saat dikepung.
Kepala Kampung Sendang Baru itu menyebut Sambada, yang bertempat tinggal terpisah dengan terduga teroris lainnya, akhirnya meninggal dalam kontak senjata pada Rabu Pagi.
Siang harinya, sekitar pukul 12.30, puluhan Densus 88 Mabes Polri mengepung empat rumah terduga teroris yang berdekatan di Umbul Way Kiri. Karena masing-masing memiliki senjata laras panjang, perlawanan menjadi sengit, seorang petugas, bahkan, terluka.
Menjelang malam, seorang dari 4 terduga teroris meninggal tertembak, 3 lainnya luka, dan segera diangkut dengan ambulans lewat Sendang Baru, Lampung Tengah.
Jumlah petugas yang tiba bertambah hingga dinihari. Kepala Pekon Margosari, Pringsewu, Syayidil Ghopur, menyebut jumlah mencapai ratusan. Puluhan di antaranya mencari seorang terduga teroris lain, hingga Umbul Bernung, Batutegi, Tanggamus.
Setelah kalah dalam kontak senjata, terduga teroris keenam meninggal tertembak dan dibawa dengan sepeda motor ke Pekon Margosari, Pringsewu.
Basarudin, Sainah, dan Supar menyebut tidak terlalu mengenal baik lima terduga teroris lainnya. Namun mereka sering bertemu dengan Sambada karena shalat di masjid sekitar, pernah ikut gotong royong memperbaiki jalan, dan sering berbelanja ke Sendang Baru dan Sendang Agung.
Setelah menyaksikan memiliki masing-masing senjata laras panjang dengan amunisi lengkap, mereka baru sadar kenapa selama ini keenam terduga teroris tersebut sering menutup diri dan jika belanja selalu memakai masker.
SIGIT SANTOSO DAN PIYAN AGUNG
0 comments:
Posting Komentar