Edi Riswanto, seorang peternak sapi di Gunungsari, Gunungsugih, Lampung Tengah, mengatakan kebanyakan dari mereka akhirnya menyetop penjualan ke Jakarta dan Jawa, karena cost untuk karantina terlalu tinggi.
Lato-lato atau LSD, Lumpy Skin Disease, menjadi penyakit baru sapi di Lampung, setelah sebelumnya didera penyakit mulut dan kuku. Meski hanya menyerang kulit hewan dan tidak separah PMK, penyakit ini membuat peternak lebih ekstra hati-hati memiaranya dan menjualnya.
Meski pada hewan ternak tidak ditemui lato-lato dan PMK, Edi Riswanto menyebut wabah selalu muncul menjelang Lebaran Haji. Penyakit lato-lato membuat ia tidak jadi menjual ratusan sapi ke Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi.
Peternak Lampung Tengah itu juga melihat penyakit hewan ternak selalu berasal dari sapi impor, bukan lokal. Tanda-tandanya timbul bentol pada bagian tubuh. Namun tidak menyerang organ lain, seperti PMK.
SIGIT SANTOSO
0 comments:
Posting Komentar