Subiyanto, sang suami berusia 63 tahun, dan isterinya Sri Winarni, berumur 50 tahun, sempat dibawa ke RS Airan dan RS Immanuel, Bandarlampung. Namun, keduanya meninggal di dalam perawatan, sekitar pukul 15.38 sore.
Kepala Dusun 18, Haryaif, mengatakan para tetangga mendengar keduanya cekcok usai Zuhur di kediaman mereka di Dusun 18. Diduga karena terlalu emosi, pria berusia 63 tahun itu membacok isterinya, dan meninggalkan rumah tersebut.
Warga, kemudian, berusaha menolong Sri Winarni, dengan membawanya ke RS Immanuel, Jalan Soekarno-Hatta, Bandarlampung. Karena banyaknya luka bacokan, wanita itu akhirnya meninggal dunia.
Setelah mendengar pembacokan, aparat Dusun, Desa, dan petugas Polsek setempat menguber pria yang mulai berusia gaek itu di Dusun 3, rumah kosong, yang ia tinggalkan, setelah kawin siri dengan Sri Winarni.
Rumah itu begitu sepi. Seorang petugas mendobrak pintu. Mereka mendapati pria gaek itu dalam sekarat pula, dan meninggal setelah dibawa ke RS Airan Bandarlampung.
Sang Kepala Dusun mengatakan masih melihat pria tersebut shalat zuhur di musholla depan rumahnya, sebelum petaka terjadi.
PANDAWA AF
0 comments:
Posting Komentar