Makan malam warga satu RT itu pun pindah dari rumah ke arena lomba. Seluruh anggota keluarga tumplak ke arena mencicipi makanan yang beragam, mulai dari masakan Medan, Padang, Palembang, Sunda, dan Jawa.
Khusus untuk kaum pria, makanan paling banyak disentuh yang berunsur petai, mulai dari nasi petai, nasi goreng petai, sambel petai, hingga gulai ayam petai.
Adapun anak-anak menyerbu makanan serba ayam, mulai dari ayam goreng kalasan, opor ayam, atau gulai ayam.
Seluruh masakan disiapkan ibu-ibu pada pagi hingga sore harinya secara berkelompok. Hampir seluruh masakan sudah bergaya campuran antara Jawa dan Sumatera, seperti Soto Medan dipadu dengan wedang uwuh.
Adapun hadiah untuk pemenang terdiri dari uang tunai dan hadiah menarik lainnya. Meskipun hadiahnya tidak mengembalikan modal, namun kaum ibu gembira bisa berkumpul, bersilturahmi antar warga, dan saling bertukar makanan.
Utami, salah seorang juara lomba, dengan bersemangat menyatakan Merdeka untuk merayakan kemenangannya. Ia menang karena cita rasa makanan dan penyajiannya berbeda dengan lain.
Sunhaji, Ketua RT setempat, mengatakan ia tidak menyangka semangat ibu-ibu dalam masak memasak masih tinggi.
Karena masakan yang dilombakan tidak seluruhnya tersantap, maka acara bungkus membungkus pun tidak terelakkan. Masing-masing tidak usah masak lagi untuk besok harinya.
PANDAWA AF
0 comments:
Posting Komentar