Jalan di pekon ini umumnya masih tanah. Sebagian sudah pernah dikeraskan dengan batu atau underlag, namun, karena tanpa perbaikan belasan tahun, rusak menjadi tanah lagi.
Banyak titik jalan yang menjadi kubangan karena dibiarkan rusak beberapa lama. Umumnya berada di sektor yang dibangun tanpa drainase yang memadai atau konstruksi infrastrukturnya tidak disesuaikan dengan kondisi kawasan sekitar.
Udin, Yuyun, dan Dedi Mukhlisin, warga Wayakrui, mengatakan jalan di kawasan tersebut belum pernah diaspal sejak pekon berdiri. Sangat kontras dengan kampung tetangga mereka, yang juga bernama Wayakrui, tetapi di bawah Kecamatan Kalirejo, Lampung Tengah, yang sudah lama mulus.
Dedi Mukhlisin mengatakan persoalan infrasrtruktur tersebut sudah sering dibahas di musrenbang, menjadi jani pejabat jika berkunjung, atau janji-janji calon kepala daerah, dan calon legislatif, menjelang Pemilu.
Agar tidak terlalu malu dengan janjinya, biasanya caleg mengantar batu satu dua truk, meminta warga bergotong royong. Setelah itu sang wakil rakyat menghilang dan jalan rusak lagi.
PIYAN AGUNG
Posting Komentar