Warga Bakauheni Antre Air Jelang Subuh Hingga Tengah Hari

BAKAUHENI (15/9/2023) – Desa Klawi, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan, terdampak kemarau ekstrim. Warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Sumur dan sumber air mengering sejak tiga bulan lalu.

Warga Dusun Kayu Tabuh, Desa Klawi, masih memiliki satu-satunya sumber air berjarak satu kilometer dari permukiman. Sumber air ini sekaligus berfungsi sebagai sumur umum. Lokasinya di cekungan dekat kebun pisang dengan akses jalan setapak.

Nenek Murtini, 65 tahun, rela menempuh jalan cukup jauh dengan medan sulit demi mendapatkan air sumur umum. Ia berangkat menjelang subuh pukul 04.30 WIB dan baru pulang tengah hari. Pengambilan air memang tidak bisa serta merta tetapi wajib antre karena sumbernya kecil.

Sumur umum menjadi andalan sedikitnya 100 kepala keluarga Desa Klawi. Satu orang biasanya membawa tiga sampai lima jerigen. Musim kemarau berakibat sumber air makin kecil. Air mengucur dari satu selang tidak sampai penuh. Itu pun dengan kondisi keruh dan tidak layak buat minum atau memasak.

Warga lainnya, Eko, 49 tahun, mengatakan air keruh tetap diantre karena tidak memiliki pilihan. Air keruh ditampung buat mandi dan mencuci. Satu atau dua jerigen diendapkan atau disaring menjadi lebih bening sehingga bisa dimasak buat minum.

Kemarau ekstrim melanda Desa Klawi, Kecamatan Bakauheni, dan sekitarnya sejak tiga bulan lalu. Musim kekeringan memaksa warga berkorban waktu dan tenaga demi air. Dinas Damkar Lampung Selatan menyuplai air bersih secara berkala. Namun, volume pasokan tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari per keluarga.

Bagi Nenek Murtini atau ibu rumah tangga rela antre hampir seharian sejak subuh atau pagi hingga siang bahkan sore. Sebagian pria seperti Eko rela begadang di sumur umum selepas isya hingga subuh. Sumur tidak pernah sepi karena satu-satunya sumber air andalan warga Dusun Kayu Tabuh, Desa Klawi.

ADHE CIPTA

0 comments:

Posting Komentar