Memiliki Dana Desa 1,1 miliar rupiah dalam setahun, Peratin Pekon Sukadamai Hendri Setiawan, mengatakan, selain dana bantuan BLTD wajib 25 persen, ia bermusyawarah dengan unsur pamong dan warga untuk menggunakan sisanya.
Salah satu permintaan warga saat ia menjabat, Dana Desa dimanfaatkan untuk pembangunan rabat beton ke lahan perkebunan. Ia melihat akses penduduk bertani dan menjual hasilnya lebih lancar dari sebelumnya.
Selain jalan, warga juga meminta Peratin untuk memberi usaha alternatif, ketika dalam dua tahun terakhir hasil pertanian tidak memuaskan karena kemarau dan elnino. Salah satu cara yang dilakukan adalah memberi modal peternakan kambing. Karena pada tahun lalu modal 10 ekor sudah menjadi 19, maka pada Tahun 2023, Pekon menambah modal lagi 10 ekor.
Hendri Setiawan mengatakan Dana Desa juga digunakan untuk pembeliat bibit tanaman, seperti cabai, pisang, dan sayur-mayur, yang mulai digencarkan warga. Pekon memberikan bantuan 5.000 batang dan dibagikan ke lima pemangku.
Peratin Sukadamai itu juga mengklaim angka stunting menurun, meski pada musim kemarau ini banyak daerah lain yang paceklik dan berdampak pada kesehatan bayi dan ibunya.
Setelah ketahanan pangan, Hendri juga sedang memikirkan pengembangan lokasi wisata, seperti Air Terjun Curug Mbah Gimo, yang berada di Pemangku Tunas Harapan, yang diharapkan menjadi penghasilan tambahan untuk warga sekitar, terutama untuk usaha kuliner, transportasi, oleh-oleh, dan kerajinan.
Tri Astuti, salah seorang warga Pekon Sukadamai, menyebut keberhasilan Hendri karena kesupelannya menghadapi masyarakat. Peratin itu juga dinilai terbiasa mendengar keluhan dan suara dari penduduk.
LILIANA PARAMITA
Posting Komentar