Fizi, seorang pengunjung, mengatakan ia baru saja masuk ke kawasan Pekan Raya Lampung saat api berkobar dari belakang GOR Sumpah Pemuda pada pukul 19.00. Awalnya temannya menyarankan pulang. Namun, melihat mobil pemadam kebakaran datang dan memadamkannya, mereka bertahan.

Warga Bandarlampung itu menyebut kepanikan akibat kebakaran hanya terjadi di sektor GOR Sumpah Pemuda. Lainnya tidak terlalu panik karena pengunjung sepi. Tempat hiburan anak-anak nyaris tanpa pengunjung. Panggung hiburan, yang biasanya ramai pada malam ketiga, juga hanya diisi oleh sejumlah orang.

Fendi, penjaga komedi putar, menyebut pengunjung Pekan Raya Lampung tersepi dalam sejarah. Meskinya namanya berganti-ganti, seperti Lampung Fair, ia mengaku menyewa stan untuk hiburan anak sejak belasan tahun lalu.

Kesepian pengunjung juga diakui Ateng, seorang penyewa stan. Lepas dari pandemi covid-19, ia menyebut pengunjung umumnya ramai, terutama pada malam Libur, seperti malam Sabtu dan malam Senin. Namun, pada Tahun 2023, pengunjung menghilang.

Selain sepi, Ateng juga mengeluhkan berbagai pungutan tambahan pada Tahun 2023. Sudah memiliki stan dan Id card, mereka tetap dibebankan biaya masuk 15 ribu rupiah jika keluar membeli solar atau fasilitas stan.

DANDI SUCIPTO