Puting beliung muncul tengah hari dengan titik pusaran angin tepat di rumah milik pasangan buruh serabutan, Haris dan Suningsih. Kemunculan angin disertai suara gemuruh. Rumah hanya dihuni Suningsih. Sementara suami sedang bekerja dan empat anaknya bermain di tempat kakek seberang jalan.
Terjangan puting beliung hingga rumah berdinding geribik ambruk hanya dalam hitungan detik. Suningsih kebetulan sedang beres-beres. Bersamaan gemuruh makin kencang dan suara gemeretak, ibu rumah tangga ini sontak keluar. Baru dua atau tiga langkah selepas pintu, rumah itu roboh.
Sejurus kemudian Suningsih menubruk anak-anaknya di halaman. Anak-anak disuruh pulang bermain dari rumah kakek karena waktunya tidur siang. Bocah itu berhenti sesaat rumahnya diterjang puting beliung.
Tetangga, aparat Pekon Waluyojati, bhabinkamtibmas dan babinsa berdatangan ke lokasi. Rumah Haris ambruk hingga rata dengan tanah. Seisi perabotan dan harta benda hancur berantakan. Mereka bergotong-royong membenahi puing-puing.
Orangtua korban puting beliung, Sahidin, melihat terjangan angin kencang tidak terduga. Pusaran angin tepat mengenai rumah anaknya hingga ambruk seketika. Suningsih bergegas lari keluar sehingga selamat. Cucu-cucunya juga lolos dari bahaya.
Kepala Pekon Waluyojati Gunawan bersyukur tidak ada korban dalam musibah rumah ambruk akibat terjangan puting beliung. Kerugian material diperkirakan Rp20 juta. Pemerintah pekon berharap keluarga Haris mendapat bantuan pembangunan rumah kembali.
PIYAN AGUNG
Posting Komentar