Tumirah, warga Neglasari, mengatakan ia memilih jalan kaki untuk menghadiri “kondangan” karena sepeda mortornya sering kali rusak di sana. Topik tetap memilih naik sepeda motor, karena tidak kuat jalan kaki, tetapi mengakui harus mendandan motor sekali dalam sepekan.
Sekdes Way Kunyir, Sidik, menyebut puluhan kilometer jalan yang rusak, karena panjangnya ke arah Banyumas mencapai 12 kilometer, sedangkan ke arah Pagelaran Utara mencapai 10 kilometer.
Karena puluhan tahun tidak diperbaiki, warga harus hati-hati melewati jalan, karena sirtu berserakan di sepanjang jalan, yang sering membuat kecelakaan, ban kempes, atau material terlontar ke bodi sepeda motor.
Pada musim hujan, ratusan titik jalan ini menjadi kubangan. Karena sering terjebak dan terpeleset, warga umumnya memilih tidak bepergian, kecuali dalam keadaan terpaksa.
Sidik mengatakan Pekon Way Kunyir berdiri pada 26 November 2008. Saat itu jalan belum hancur parah saat di bawah Pemkab Tanggamus. Namun, sejak Pringsewu terbentuk pada 3 April 2009, tak ada perehaban atau pembangunan jalan sama sekali.
Selain jalan, Sekdes Way Kunyir, mengatakan kawasan itu juga blank jaringan internet. Tower provider terakhir berada di Sinar Pugung, namun sinyalnya juga lemot, kontak telepon putus-putus, dan pengiriman data selalu gagal.
Itu sebabnya Sidik mengatakan Way Kunyir dan sejumlah pekon lainnya di Pagelaran Utara terisolasi pada saat Pemerintah memekarkan Pringsewu dari Tanggamus. Padahal, pemekaran seharusnya mempercepat pembangunan di berbagai sektor.
PIYAN AGUNG
0 comments:
Posting Komentar