Hingga Rabu, 29 November 2023, pengusaha galian masih meninggalkan tumpukan pasir di beberapa titik. Mereka juga memutuskan aliran irigasi dari sungai di daerah sekitar, yang selama ini disalurkan lewat talud.
Jamingin, warga sekitar, mengatakan pengusaha galian pasir liar masuk ke kawasan itu tiga bulan yang lalu. Awalnya, eksavator dikerahkan menguruk tanah di bagian tengah, hingga kawasan sekitar berubah seperti ngarai.
Diduga karena materialnya lebih bagus, eksavator juga menggali pasir ke sekitar talud dan sungai, hingga hancur di empat titik. Setelah rusak dan warga mulai protes, pengusaha dan pekerjanya kabur, termasuk membawa kali eksavatornya.
Sukir, seorang petani di daerah sekitar, mengatakan mereka kini tidak lagi memiliki irigasi karena talud hancur. Untuk menyirami tanaman, warga harus menyedot jauh dari sungai, dan hal itu mustahil dilakukan bagi petani berpenghasilan pas-pasan di sana.
Ketua RT 3 RW 1, Pekon Giri Tunggal, Pagelaran Utara, Pringsewu, Legimen, mengatakan penggalian pasir di sana dilakukan tanpa izin. Para pengusaha dan pekerjanya kabur, setelah warga memastikan hal itu sepuluh hari lalu.
Legimen meminta sang pengusaha bertanggung jawab memperbaiki tiga titik talud yang hancur. Selain irigasi tidak berfungsi, kawasan tersebut akan menjadi pusat genangan air pada musim hujan ini.
PIYAN AGUNG
Posting Komentar