Pengangon Bebek Keliling Lampung Raup Ratusan Juta Sebulan

PRINGSEWU (11/12/2023) -  Sekilas, mereka hanya pengangon bebek biasa. Mereka juga bisa dianggap petani yang mendadak menjadi pengangon bebek pada saat musim hujan atau rendeng, pada saat sawah selesai panen, menunggu dibajak dan disemai kembali.

Begitu didekati di pesawahan yang membentang luas di Pringsewu, mereka ternyata pengangon bebek handal, yang berpindah-pindah dari satu lokasi ke lokasi lain di Lampung. Pekan ini bisa jadi di Tanggamus, namun minggu depan sudah pindah ke Metro atau Lampung Timur. 

Khusus kelompok pengangon yang sedang berada di Ambarawa pada Senin, 11 Desember 2023, lokasi yang mereka pilih hanya Pringsewu dan Lampung Selatan, dengan alasan banyak gabah tersisa sebagai sumber makanan gratis, lingkungannya bersahabat alias tidak diganggu oleh pemilik lahan, karena merasa baru panen.

Ada sekitar enam orang dalam kelompok pengangon bebek hari itu. Setiap orang menggiring dan memiara setidaknya seribu ekor. Dengan produksi telur per hari mencapai 700 dan harga minimal 2 ribu rupiah per butir, setiap pengangon memiliki omzet minimal 40 juta sebulan alias satu kelompok menghasilkan 250 juta sebulan.

Tentu saja tidak seluruhnya menjadi keuntungan bersih. Pengangon harus mengeluarkan biaya separo untuk keliling, bibit, sewa lahan base camp, dan makanan tambahan. Khusus untuk musim rendeng, keuntungannya hanya di pakan, karena makanan tersedia di areal sawah.

Keuntungan menjadi sekitar 25 persen atau tidak untung sama sekali  pada saat tidak ada lahan sawah untuk mengangon. Mereka menjadi peternak bebek biasa, yang harus menyediakan pakan.

Pekerjaan mengangon bebek di tengah sawah juga bukan perkara mudah. Peternak tidak bisa lengah sedikit pun dari pagi hingga malam.

Pagi hari, pegangon sudah mengeluarkan bebek dari kandang, menggiringnya ke tengah sawah, mengawasinya tidak sembarang berpencar. Hingga sore, mereka hanya istirahat jika melihat bebek asyik mencari makanan di tengah sawah.

Menjelang  sore, ribuan bebek digiring kembali ke kandang, yang hanya terbuat dari atap dan dinding plastik. Kadang-kadang pengangon harus menunggui telur hingga malam. Ada juga yang mengumpulkannya usai shalat subuh.

Andi dan Wahono, dua dari pengangon bebek, mengatakan mereka umumnya mencambur bebek jantan dan betina dengan perbandingan 1 banding 10 agar produksinya tokcer. 

Saat musim keliling dari sawah ke sawah di Lampung, prioritas bebek yang diangon hanya petelur. Mereka baru menjual untuk dipotong  jika hewan piaraan itu tidak produktif.

Kedua peternak itu mengaku sudah puluhan tahun keliling mencari sawah untuk mengangon bebek. Pada awalnya, keduanya, peternak bebek kandang. Namun, setelah  harga pakan sudah tidak sebanding  dengan harga jual, mereka terinspirasi pengangon bebek di Jawa, untuk turun mencari pakan gratis di sawah baru panen.

Dengan produksi telur minimal 700 butir per hari, pengumpul dan pembeli datang sendiri ke base camp. Para pedagang ummnya berasal dari Bandarlampung, Metro, dan Pringsewu.

PIYAN AGUNG

0 comments:

Posting Komentar