Dawam menyebut selain merusak 72 rumah, sebuah bangunan pondok pesantren, SD Negeri, sebuah pabrik, dan warung, juga rusak. Ia sedang meminta BPBD menghitung kerugian warga dan kemungkinan memberikan bantuan kepada mereka.
Kerusakan tampak begitu parah akibat putting beliung yang terjadi pada malam Jumat, 5 April lalu. Meskipun warga mulai berbenah besok harinya, sejumlah warga terus sibuk, terutama membereskan genteng hingga Minggu, 7 April 2024.
Beberapa warga juga bercerita soal dahsyatnya putting beliung, yang membuat panik sekeluarga. Markuat, misalnya, sempat lari ke arah sawah. Warga lainnya juga umumnya meneriakkan Allahu Akbar, melihat kencangnya pusaran.
Wiwik, Kepala SD Negeri 1 Totomulyo, Way Bungur, juga mengungkapkan kehawatirannya atas rusaknya bangunan di sana, karena setelah Lebaran, seluruh ruangan akan dipakai para siswa.
Yang membuat panik warga, putting beliung jarang sekali terjadi di Totomulyo, meskipun kerap terjadi di daerah lainnya di Lampung Timur. Mereka juga tidak menyangka dampaknya begitu besar, hingga merobohkan bangunan, yang terbuat dari stainless.
Hingga Minggu, 7 April 2024, rumah-rumah yang rusak parah, tampak dibiarkan. Namun, rumah-rumah yang rusak ringan, seperti tersapu atap, mulai diperbaiki, karena rawan banjir jika hujan datang.
MUHAMMAD FARID
Posting Komentar