pTzHC95kDouQYrsREyhoYFkgZJIas4EQAFJtLwOS
Bookmark

Intip Petani Tembakau Sukses di Pagelaran Utara, Pringsewu

PRINGSEWU (19/6/2024) - Tasimin, petani tembakau Pringsewu, dengan senang hati memperlihatkan tanaman tembakaunya di Pekon Giri Tunggal, Pagelaran Utara. Ia juga memperlihatkan pengeringan daun di halaman rumahnya dan pencacahannya di bagian belakang.

Memilih pindah dari petani biasa ke petani tembakau sejak tahun 1985, Tasimin merasa mulai menikmati bisnis ini dalam dua tahun terakhir.

Banyak faktor yang membuat  ia bertahan di bisnis ini, terutama di antaranya karena ia melihat produksi dan lahan tembakau terus meningkat di Indonesia, pembelinya terus bertahan atau, bahkan, terus naik di negeri ini.

Secara bertahap , jumlah areal tanaman di Lampung juga bertambah menjadi di atas 500 hektare pada saat ini, yang tersebar di Lampung Timur, Pringsewu, dan Pesawaran,  masing-masing 175, 105, dan 85 hektare.

Di Indonesia, Lampung juga menempati urutan kesembilan sebagai daerah produksi tembakau,  dengan produksi di atas 400 ton. Jawa Timur masih paling atas dengan 109 ribu ton, NTB 60 ton, Jawa Tengah 52 ribu ton, sisanya di bawah 2 ribuan ton di Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.

Meskipun masih menyewa lahan 7,5 juta per hektare per tahun dan menyiapkan modal 20 juta untuk satu hektare, Tasimin mengatakan ia bisa menghasilkan 6 hingga 7 ton tembakau basah dalam 120 hari atau empat bulan.

Kalau bebas dari hama, terutama serangan belalang, warga Pekon Giri Tunggal itu bisa panen lima atau enam kali dari sekali menanam, apalagi bibitnya bagus dan kesuburannya dijaga.

Selain menjadi petani, Tasimin ikut mengawasi penjemuran, pencacahan, penggulungan, dan menjaga kualitas. Ia selalu memprioritaskan tembakau kelas A Menengah Super, karena harganya bisa mencapai 140 ribu per kilo atau per gulung, dan menjual 1,4 juta per pek, yang jumlah nya mencapai 10 gulung.

Karena juga menjual sendiri ke pasar, pria berusia 56 tahun itu juga masih memperoleh nilai tukar 120 ribu per kilogram untuk kelas B dan 80 ribu per kilogram untuk kelas C.

Di daerah lainnya pada saat ini daun tembakau basah dan kering dijual paling murah 5 ribu dan 50 ribu perkilogram kepada penampung. Mereka rata-rata tidak merangkap sebagai marketing,

Warga Pekon Giri Tunggal itu mengatakan, ia malah kini, sering kewalahan melayani permintaan kiriman dari pasar lokal, Metro, dan Bandarlampung.

PIYAN AGUNG
0

Posting Komentar

-->