pTzHC95kDouQYrsREyhoYFkgZJIas4EQAFJtLwOS
Bookmark

Pringsewu: Warga Berjibaku lewat Sungai sejak Zaman Alif

PRINGSEWU (20/6/2024) - Warga Pekon Kedaung, Pardasuka, Pringsewu, kembali berjibaku lewat sungai, karena jembatan bambu yang mereka bangun secara swadaya rusak lagi. Jembatan besi khusus sepeda motor, yang dibangun PNM pada Tahun 2010 ini, ambruk 4 tahun yang lalu.

Rudi Sapari, seorang pemerhati sosial, bersama teman-temannya, merekam keprihatinan warga empat dusun, yang sewaktu-waktu terisolasi jika hujan datang dan air sungai meluap. 

Pemerhati sosial itu mengatakan, jembatan lama yang ambruk pun, sebenarnya hanya bisa dilewati sepeda motor. Sejak zaman Belanda, pengendara roda empat harus melewati sungai dan tidak akan berani menyeberang jika sungai meluap.

Jembatan inilah satu-satunya jalan warga keluar dari dusun, untuk menyekolahkan anak, mengeluarkan hasil pertanian, dan ingin menuju daerah lainnya di Pringsewu.

Sejak jembatan besi ambruk 4 tahun yang lalu, warga sudah beberapa kali swadaya membangun jembatan bambu. Terakhir, penduduk bergotong royong pada 5 Januari 2024, setelah tiga hari sebelumnya, jembatan bambu yang mereka bangun diterjang sungai.

Saat membangun secara swadaya, Sekretaris Pekon Kedaung, Pardasuka, Pringsewu, Saipudin, sudah memperkirakan jembatan bambu swadaya warga tidak akan bertahan lama.

Kini, enam bulan kemudian, jembatan sepanjang 50 meter itu, ditutup lagi untuk pengendara motor dan pejalan kaki. Semuanya mesti melewati sungai. Termasuk anak sekolah, karena di kawasan tersebut terdapat dua sekolah dasar.

Jika hujan turun atau air sungai meluap, semua aktivitas warga empat dusun pun berhenti. Anak-anak sekolah juga meliburkan diri.

PIYAN AGUNG
0

Posting Komentar

-->