Gaspul terdiri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia, Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia, dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia mengawali aksi dengan berjalan dari Jalan Robert Wolter Monginsidi pukul 14.30 WIB.
Baru sampai gerbang Kantor Gubernur Lampung, mahasiswa menghadapi blokade pagar kwat berduri dan aparat keamanan. Perwakilan mahasiswa orasi bergantian selama satu setengah jam berisi tuntutan penghentian kenaikan uang kuliah tunggal (UKT).
Massa Gaspul menyampaikan 10 tuntutan lainnya yaitu segera turunkan Menteri Pendidikan Nadiem Anwar Makarim, tinjau ulang infarstruktur Lampung, dan buka lapangan kerja seluas-luasnya. Mahasiswa juga mendesak penyelesaian konflik agraria, pencabutan Tapera, pengesahan RUU Masyarakat Adat hingga Permendikbud Nomor 2 Tahun 2024 terkait otonomi kampus dan besaran uang kuliah tunggal.
Penanggungjawab aksi Redho Balau mengatakan kenaikan uang kuliah tunggal sebagai bentuk neo liberalisme pendidikan. Pemerintah saat ini bukan menghapus kenaikan UKT tetapi hanya melakukan penundaan. Karena itu mahasiswa tetap melakukan penolakan.
Demo hampir memanas ketika massa mahasiswa hendak menerobos barikade kawat berduri menggunakan mobil pikap. Aparat kemudian membuka akses dan pengunjuk rasa diterima Asisten Administrasi Umum Setda Lampung Senen Mustakim.
Pejabat Pemprov Lampung itu menyatakan aspirasi mahasiswa bakal disampaikan kepada Penjabat Gubernur Lampung Samsudin yang sedang bertugas ke Jakarta. Aspirasi bakal ditindaklanjuti sesuai kewenangan pemerintah daerah dan koordinasi dengan pemerintah pusat.
ARI IRAWAN
Posting Komentar