Warga Pekon Sampang Turus mengalami insiden memilukan ketika seorang warganya meninggal dunia. Ambulan jenazah dari Puskesmas Siring Betik tidak bisa langsung menuju rumah duka karena jembatan kayu ambrol diterjang banjir pada 23 Mei 2024.
Warga terpaksa mengantarkan jenazah secara estafet yaitu menurunkan dari ambulan satu dan beramai-ramai menyeberangi sungai menuju ambulan kedua di seberangnya. Insiden terhambatnya ambulan jenazah ini memilukan warga setempat.
BPBD Tanggamus segera membangun jembatan darurat konstruksi buis beton dan kayu bekas di dekat jembatan ambrol Pekon Sampang Turus. Proyek ini merupakan program kedaruratan dari Badan Nasional Penanggunlangan Bencana (BNPB).
Kabid Rehabilitasi dan Konstruksi BPBD Tanggamus Edi Nogroho, Senin 22 Juli 2024, turun tangan mengawasi pengerjaan jembatan darurat. Jembatan darurat ini mestinya menggunakan konstruksi kayu. Karena kekuatan kayu relatif terbatas maka BPBD Tanggamus memanfaatkan besi bekas hibah Dinas PUPR sebagai konstruksi jembatan Sampang Turus.
Kepala Pekon Sampang Turus Harmawi berharap pembangunan jembatan darurat cepat tuntas mengingat fasilitas ini sangat vital. Meski begitu warga setempat tetap mengharapkan pembangunan jembatan permanen dengan konstruksi kuat dan tahan lama.
Akibat kerusakan jembatan kayu, akses keluar masuk kampung mengalami kesulitan. Pejalan kaki, pengendara motor hingga mobil terpaksa menerabas sungai. Dalam kondisi banjir, anak-anak sekolah nekat berenang dengan resiko hanyut dan rawan celaka.
Warga setempat senang karena diberdayakan membangun jembatan darurat Sampang Turus. Mereka menyetorkan material batu dengan hitungan harga per kubik dari BPBD Tanggamus.
AJI MADA
Posting Komentar