Pekon Lombok Selatan mengembangkan ikan nila asap dan ikan betutu karena bahan baku melimpah. Warga membudidayakan ikan nila dengan media keramba di Danau Ranau.
Pengembangan usaha ikan asap baru berjalan setahun. PKK Pekon Lombok Selatan memilih UMKM ikan nila karena rasa dagingnya gurih dan lezat sehingga banyak digemari masyarakat.
Proses produksi ikan nila asap dan ikan betutu khas Lumbok Seminung awalnya diakui cukup sulit. Pengolahan ikan dari Danau Ranau melalui proses pembersihan, pemberian garam, dan pengasapan menggunakan kayu bakar sampai matang. Penjemuran dua sampai tiga hari hingga dikemas dan siap dikirim ke seluruh Lampung sampai pasar Jakarta.
Wakil Ketua PKK Pekon Lumbok Selatan Eka Puri mengakui produksi ikan asap dengan proses tradisional cukup sulit dan lama. Tahap pengasapan saja butuh waktu 15 jam dan penjemuran tiga hari agar ikan kering.
Produk ikan nila asap ini dipasarkan Rp100.000 sampai Rp150.000 per kilogram. Sementara harga ikan betutu asap Rp80 ribu. Produksi ikan nila asap juga dikemas 250 gram senilai Rp30 ribu dan ikan betutu asap Rp20 ribu.
Peningkatan kapasitas dan kualitas produksi ikan nila dan ikan betutu asap terkendala karena proses produksi masih manual atau tradisional. PKK berharap bantuan fasilitas produksi seperti alat pengering ikan atau alat pres kemasan ikan.
Penjabat Peratin Lombok Selatan mengaku butuh bantuan oven dan alat pres guna mengatasi kendala produksi ikan nila dan ikan betutu asap. Usaha ini sangat potensial dan membantu perekonomian masyarakat karena bahan baku ikan dari Danau Ranau memang melimpah.
LILIANA PARAMITA
Posting Komentar