Angin puting beliung menerjang permukiman menyertai hujan deras di Pekon Pandansari. Putaran angin begitu kencang sehingga merobohkan rumah, kandang, dan pepohonan. Warga dusun 2 dan 4 kalang kabut begitu mendengar gemuruh dan genteng, atap hingga teras beterbangan.
Suara gemuruh makin keras hingga pepohonan seputar permukiman dan pinggir jalan roboh satu persatu disertai suara gemeretak dan dentuman. Warga tidak bisa sembarangan lari atau keluar rumah karena terancam bahaya tertimpa pohon tumbang.
Rumah pasangan Mbah Suroso, 60 tahun, dan Ponikem, 65 tahun, warga Dusun 4, bergoyang-goyang hebat dan rentan roboh. Penghuni bergegas lari ke rumah tetangga. Dalam hitungan menit, rumah itu benar-benar ambruk hingga rata dengan tanah.
Sesaat hujan dan angin puting beliung reda, Mbah Suroso dan istrinya baru mendekat. Seisi rumah termasuk sepeda motor, dan perabotan hancur. Pasangan kakek nenek ini memiliki piaraan beberapa ekor kambing. Tersisa seekor pejantan dan lainnya mati tergencet reruntuhan rumah.
Kepala Dusun 4 Pekon Pandansari Nunik Marlina menyebut datangnya angin puting beliung dan hujan deras begitu tiba-tiba. Bencana ini merobohkan rumah Mbah Ponikem dan kandang milik Sarimin. Atap mushola juga rusak cukup parah. Beberapa rumah lainnya mengalami kerusakan ringan.
Calon bupati Pringsewu Riyanto Pamungkas menjenguk dan menyerahkan bantuan kepada korban angin puting beliung di Pekon Pandansari. Aparat pemerintah beserta pihak terkait juga berdatangan pada Kamis malam. Warga hari ini bergotong-royong membenahi reruntuhan rumah.
PIYAN AGUNG
Posting Komentar