pTzHC95kDouQYrsREyhoYFkgZJIas4EQAFJtLwOS
Bookmark

Solusi Petani Sejahtera Lewat Tanam Kelapa Sawit dan Tebu

KOTABUMI (13/12/2024) – Harga singkong anjlok mengakibatkan petani terpuruk. Dinas Perkebunan dan Perternakan Lampung Utara memberikan solusi kepada petani untuk beralih menanam kelapa sawit dan tebu. 

Prospek perkebunan kelapa sawit dan tebu sangat menjanjikan mengingat harga komoditas ini stabil. Pemerintah turut berwenang menentukan harga sehingga pihak manapun tidak bisa sewenang-wenang menjatuhkan petani.

Luas lahan tanaman singkong di Lampung Utara 45.000 hektar. Sementara luas lahan kelapa sawit hanya 7.663 hektar dengan produksi 4.398 ton setahun dan kebun tebu seluas 3.507 hektar.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Lampung Utara M. Rezki, Jumat 13 Desember 2024, mengatakan anjloknya harga singkong akibat tidak adanya ketetapan harga dari pemerintah pusat maupun daerah. Harga singkong ditentukan sepihak oleh perusahaan.

Dinas Peternakan dan Perkebunan Lampung Utara  memberikan alternatif dan solusi bagi petani dengan beralih berkebun kelapa sawit dan tebu. Melalui program ekstensifikasi dan intensifikasi peremajaan sawit rakyat (PSR).

Program ini meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit tanpa menambah luas lahan. PSR menggunakan benih kelapa sawit berkelanjutan dan berkualitas. Pemerintah memberikan insentif dana PSR sebesar Rp60 juta per hektar.

Dinas Peternakan dan Perkebunan juga dapat memfasilitasi pemilik lahan bermitra dengan perusahaan gula. Sebab pabrik masih kekurangan pasokan tebu 100.000 ton per tahun. Manajemen pabrik gula menjanjikan penghasilan Rp24 juta per hektar lahan petani.

ADI SUSANTO
0

Posting Komentar

-->