pTzHC95kDouQYrsREyhoYFkgZJIas4EQAFJtLwOS
Bookmark

Bocah Santri Babak Belur Digebuki Pengasuh Ponpes Pesawaran

GEDONGTATAAN (6/1/2025) – Seorang bocah santri babak belur digebuki oknum pengasuh pondok pesantren di Desa Negeri Sakti, Kecamatan Gedongtataan, Pesawaran, Sabtu 4 Desember 2025. Kejadian ini dilaporkan ke polisi dan terduga pelaku sudah kabur.

Bocah santri bernama R dibawa ayahnya Rohadi Mardiansyah, 42 tahun, melapor ke Polres Pesawaran. Sang bocah mengalami luka-luka karena dugaan penganiayaan oknum pengasuh Pondok Pesantren Salahudin, Negeri Sakti.

Rohadi mengungkap anaknya dihajar habis-habisan dan bahkan disiksa menggunakan besi serta pisau panas sehingga mengalami luka bakar beberapa bagian tubuh. Sang anak juga mengalami tekanan akibat kekerasan fisik tidak wajar.

Orangtua sempat melabrak pesantren yang letaknya bersebelahan rumah. Pelaku tega melakukan penganiayaan karena tuduhan pencurian uang Rp10 juta. Bocah santri itu dipaksa mengaku sebagai pencuri. Korban bersama teman-temannya memang sempat masuk ruang pengasuh pondok pesantren tetapi tidak pernah mencuri.

Rohadi mengadu ke polisi karena tidak terima atas penganiayaan anaknya, Sabtu malam 4 Januari 2025. Ia berharap Polres Pesawaran mengusut tuntas kasus ini.

Polres Pesawaran tengah menyelidiki lebih lanjut dengan pemeriksaan korban dan mengumpulkan barang bukti.

Terduga pelaku yaitu pemilik sekaligus pengasuh pondok pesantren berinisial HM bersama anak istrinya diduga kabur begitu mengetahui perbuatannya dilaporkan ke polisi. Pondok pesantren dalam kondisi kosong. Para santri juga menghilang. Hingga Minggu sore, lingkungan pondok tidak berpenghuni sehingga pamong desa berjaga bersama bhabinkamtibmas, babinsa dan sejumlah warga.

Ketua RT setempat Gunawan membenarkan lingkungan pondok kosong dan tidak ada aktifitas sejak Sabtu malam. Pelaku penganiayaan diduga menghindari polisi. Pondok pesantren ini mengasuh enam santri tetapi semua juga menghilang. Kasus ini mengundang keprihatinan. Warga berharap pelaku segera ditangkap dan diadili.

PIYAN AGUNG
0

Posting Komentar

-->