Korban bernama Zainudin alias Pon, 28 tahun, pendatang dari Purworejo, Jawa Tengah. Ia baru tiga pekan tinggal di Pekon Kegeringan, dengan kegiatan sehari-hari berkebun.
Pria ini tewas dengan kondisi mengenaskan di dekat gubuk. Kondisi jasad tidak utuh dan tercabik-cabik diduga akibat serangan harimau.
Kerabat korban bernama Rohidin mengungkap awal pencarian Zainudin karena istrinya di Jawa Tengah kesulitan menghubungi lewat telepon sejak Senin 20 Januari. Kerabat beberapa kali mencari pria itu ke kebun tetapi hanya menemukan cangkul dan sepatu.
Pencarian keesokan harinya baru menemukan Zainudin sudah tidak bernyawa dengan kondisi mengenaskan. Kerabat bergegas melapor ke pemangku setempat hingga diteruskan ke jajaran pemerintah.
Kepala BPBD Lampung Barat Padang Priyo Utomo mendapat laporan Camat Batubrak Ruspel Gultom mengenai tewasnya pekebun diduga akibat serangan harimau. Tim gabungan terdiri 60 personel TNI, Polri, Satgas TNBBS, Satgas Sahabat Satwa Lembah Suoh, Wildlife Conservation Society (WCS) dan warga dikerahkan ke lokasi.
Evakuasi jasad Zainudin berlangsung lima jam, Rabu pukul 09.00 hingga 14.00 WIB. Proses evakuasi sangat sulit karena lokasi jauh dalam hutan dan kondisi medan ekstrem. Jalan menuju kebun hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki.
Tim gabungan membawa jasad keluar dengan tandu secara estafet. Sebelum diserahkan ke pihak keluarga, jasad dievakuasi ke Puskesmas Batubrak.
Zainudin merupakan korban tewas keempat dalam tempo beberapa bulan akibat konflik dengan harimau. Lokasi penemuan korban berdekatan dengan wilayah konflik lainnya yaitu Bandar Negeri Suoh.
Danramil Batubrak Letda Infanteri Agus Setyo mengimbau masyarakat supaya berkelompok saat berkebun. Warga jangan sampai beraktivitas sendiri-sendiri karena berbahaya bila diserang hewan buas seperti harimau.
LILIANA PARAMITA
Posting Komentar